Judul | Bukittinggi-Rotterdam Lewat Betawi : Untuk Negeriku / Mohammad Hatta, Editor: Mulyawan Karim |
Pengarang | Mohammad Hatta |
EDISI | Cetakan Keenam |
Penerbitan | Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2015 |
Deskripsi Fisik | xliv +323 halaman :AN. Rahmawanta ;14×21 |
ISBN | 978-979-709-941-1 |
Subjek | Otobiografi |
Abstrak | Saat aku duduk di kelas III, Pak Gaekku akan pergi ke Mekkah dan aku akan dibawanya menurut rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi, beberapa minggu sebelum berangkat, ada desakan dari ibuku dan pamanku, supaya jangan aku yang ikut serta, melainkan pamanku yang bungsu, Idris. Aku dianggap terlalu muda untuk pergi ke Mekkah, sedangkan pengajian Al Quran belum tamat. Menurut pamanku, lebih baik aku tamat sekolah dulu. Sesudah khatam Quran dan mulai mengaji Nahu dengan mengerti sedikit-sedikit bahasa Arab, barulah pergi ke Mekkah dan kemudian ke Kairo. Alasan itu diterima oleh Pak Gaekku dan ia berangkat ke Mekkah dengan Idris, pamanku. Ayah Gaekku di Batuhampar tidak setuju dengan perubahan rencana itu, tetapi sebagai seorang ahli tarekat, akhirnya ia mengalah juga. "Ini barangkali sudah takdir Allah," katanya. Tetapi ia selalu berharap supaya didikanku betapa juga berbelok-belok jalannya, akan berakhir di Al Azhar. "Ikhtiar dijalani, takdir menyudahi," katanya lagi. Ia dapat menghargai "pengetahuan dunia," tetap |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Bukan fiksi atau tidak didefinisikan |
Target Pembaca | Tidak diketahui / tidak ditentukan |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
113665 | 329.7 MOH b | Dapat dipinjam | Perpustakaan Mitra Perpusnas - REFERENSI | Tersedia |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000925338 | ||
005 | 20241018015347 | ||
007 | ta | ||
008 | 241018###########################0#ind## | ||
020 | # | # | $a 978-979-709-941-1 |
035 | # | # | $a 0010-1024000051 |
082 | # | # | $a 329.7 |
084 | # | # | $a 329.7 MOH b |
100 | 0 | # | $a Mohammad Hatta |
245 | 1 | # | $a Bukittinggi-Rotterdam Lewat Betawi : $b Untuk Negeriku /$c Mohammad Hatta, Editor: Mulyawan Karim |
250 | # | # | $a Cetakan Keenam |
260 | # | # | $a Jakarta :$b Penerbit Buku Kompas,$c 2015 |
300 | # | # | $a xliv +323 halaman : $b AN. Rahmawanta ; $c 14×21 |
520 | # | # | $a Saat aku duduk di kelas III, Pak Gaekku akan pergi ke Mekkah dan aku akan dibawanya menurut rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi, beberapa minggu sebelum berangkat, ada desakan dari ibuku dan pamanku, supaya jangan aku yang ikut serta, melainkan pamanku yang bungsu, Idris. Aku dianggap terlalu muda untuk pergi ke Mekkah, sedangkan pengajian Al Quran belum tamat. Menurut pamanku, lebih baik aku tamat sekolah dulu. Sesudah khatam Quran dan mulai mengaji Nahu dengan mengerti sedikit-sedikit bahasa Arab, barulah pergi ke Mekkah dan kemudian ke Kairo. Alasan itu diterima oleh Pak Gaekku dan ia berangkat ke Mekkah dengan Idris, pamanku. Ayah Gaekku di Batuhampar tidak setuju dengan perubahan rencana itu, tetapi sebagai seorang ahli tarekat, akhirnya ia mengalah juga. "Ini barangkali sudah takdir Allah," katanya. Tetapi ia selalu berharap supaya didikanku betapa juga berbelok-belok jalannya, akan berakhir di Al Azhar. "Ikhtiar dijalani, takdir menyudahi," katanya lagi. Ia dapat menghargai "pengetahuan dunia," tetapi pengetahuan agama lebih besar nilainya. Masyarakat hanya dapat menjadi baik dengan bimbingan agama. |
600 | # | 4 | $a Otobiografi |
990 | # | # | $a 113665 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :