Cite This        Tampung        Export Record
Judul Ronggeng Dukuh Paruk
Pengarang Tohari, Ahmad
EDISI cet ke 14 Sept 2018
Penerbitan Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2018
Deskripsi Fisik 408 hal ;21 cm
ISBN 978-979-220-196-3
Subjek Novel Indonesia
Abstrak Novel ini merupakan penyatuan trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala, ini berarti dengan membeli satu buku kita dapat tiga buku sekaligus. Apalagi dengan memasukkan kembali bagian-bagian yang tersensor selama 22 tahun, membuat saya penasaran dengan isi buku karya Ahmad Tohari ini. Ahmad Tohari adalah penulis kelahiran Banyumas, 13 Juni 1948 yang tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaanya. Diamemiliki kesadaran dan wawasan alam yang begitu jelas terlihat pada buku ini. Novel ini mengambil setting sekitar tahun 1965an. Semangat Dukuh Paruk kembali menggeliat sejak Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru di Dukuh Paruk, bagi pedukuhan ini ronggeng adalah perlambang. Tanpanya dukuh itu merasa kehilangan jati diri. Dengan segera Srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi, cantik dan menggoda. Semua ingin merasakannya. Dari kawula biasa hingga pejabat-pejabat desa maupun kabupaten. Namun malapetaka politik membuat dukuh tersebut hancur s
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Tidak ada kode yang sesuai
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000098995 813 Toh r Dapat dipinjam Perpustakaan Mitra Perpusnas - PERPUSTAKAAN UMUM Tersedia
00000098996 813 Toh r Dapat dipinjam Perpustakaan Mitra Perpusnas - PERPUSTAKAAN UMUM Tersedia
00000098997 813 Toh r Dapat dipinjam Perpustakaan Mitra Perpusnas - PERPUSTAKAAN UMUM Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000041387
005 20221123091051
006 a gr ||| |
008 221123################g##########|#ind##
020 # # $a 978-979-220-196-3
035 # # $a 0010-031900000000004
082 # # $a 813
084 # # $a 813 Toh r
090 $a 813 Toh r
100 0 # $a Tohari, Ahmad
245 1 # $a Ronggeng Dukuh Paruk
250 # # $a cet ke 14 Sept 2018
260 # # $a Jakarta :$b Gramedia Pustaka Utama,$c 2018
300 # # $a 408 hal ; $c 21 cm
520 # # $a Novel ini merupakan penyatuan trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala, ini berarti dengan membeli satu buku kita dapat tiga buku sekaligus. Apalagi dengan memasukkan kembali bagian-bagian yang tersensor selama 22 tahun, membuat saya penasaran dengan isi buku karya Ahmad Tohari ini. Ahmad Tohari adalah penulis kelahiran Banyumas, 13 Juni 1948 yang tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaanya. Diamemiliki kesadaran dan wawasan alam yang begitu jelas terlihat pada buku ini. Novel ini mengambil setting sekitar tahun 1965an. Semangat Dukuh Paruk kembali menggeliat sejak Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru di Dukuh Paruk, bagi pedukuhan ini ronggeng adalah perlambang. Tanpanya dukuh itu merasa kehilangan jati diri. Dengan segera Srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi, cantik dan menggoda. Semua ingin merasakannya. Dari kawula biasa hingga pejabat-pejabat desa maupun kabupaten. Namun malapetaka politik membuat dukuh tersebut hancur secara fisik maupun mental. Pedukuhan itu dibakar. Ronggeng beserta para penabuh calungnya ditahan. Hanya karena kecantikannya Srintil tidak diperlakukan semena-mena di penjara. Pengalaman pahit sebagai tahanan politik membuat Srintil sadar akan hakikatnya sebagai manusia. Karena itu setelah bebas ia berniat memperbaiki citra dirinya. Ia ingin menjadi wanita somahan. Sepercik harapan muncul ketika Bajus muncul. Mesti akhirnya, ia kembali terhempas… Dalam novel ini Dukuh Paruk adalah gambaran secara jelas dimana pola pikir dan budaya masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan tingkat pendidikan. Muatan gender juga sangat terasa dimana Srintil (wanita) lebih dianggap sebagai objek oleh kebanyakan orang, dan ironisnya kebanyakan wanita pun merasa bangga dengan keadaan ini.
650 4 $a Novel Indonesia
990 # # $a 98995
990 # # $a 98996
990 # # $a 98997
Content Unduh katalog